REAKSIMEDIA.COM | Waikububak – Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Ir. Eko Sri Haryanto, MM Bersama Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto,S.Si,M.Eng didampingi Country Director SurfAid Indonesia, Dinnia Joedadibrata mengunjungi Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin – Selasa (3-4/5/2021).
Kunjungan kerja ini diawali dengan menggelar Lokakarya Capaian Program Nusatani.
Program Nusatani merupakan salah satu program yang sedang dilaksanakan antara Kemendesa PDTT dengan SurfAid sampai dengan tahun 2025. Program Nusatani ini dilaksanakan di empat desa pada Kecamatan Lamboya Barat.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Bupati Sumba Barat, Johanes Dade.
Bupati Johannes mengatakan, program Nusatani yang digagas ole SURFAID ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan Nutrition Sensitive Agriculture atau Pertanian yang Sensitif Gizi
Sementara itu Dirjen PPDT Eko Sri Haryanto mengatakan, Program Nusatani merupakan bentuk sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Lembaga Non Pemerintah dalam upaya mengentaskan Daerah Tertinggal.
Dirjen Eko juga mendorong Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, yang masih masuk kategori daerah tertinggal, agar memusatkan program pembangunannya berdasarkan Indeks Daerah Tertinggal yang meliputi 6 dimensi dan 22 indikator yaitu, ekonomi, Sumber Daya Manusia, infrastruktur, aksesibilitas, kapasitas keuangan daerah dan karakteristik daerah.
“Jika Pemerintah Kabupaten Sumba Barat fokus pada sektor-sektor dengan indikator yang rendah, maka niscaya tidak membutuhkan waktu lama untuk terentaskan,” kata Eko.
Keesokan harinya, Rombongan Dirjen PPDT dengan didampingi Wakil Bupati Sumba Barat, Jhon Lado, turun ke lapangan untuk melihat langsung Demo Farm atau Kebun Percontohan di Desa Gaura dan Wetana, kegiatan Posyandu di Desa Patiala Dete, serta sarana air bersih di Desa Wetana yang dibangun oleh SurfAid di program sebelum Nusatani dan telah diperluas jangkauannya oleh Desa.
Demofarm seluas 1.18 Hektar dikelola dengan menggunakan teknologi sederhana antara lain sistem irigasi tetes dan water sprinkler dengan memanfaatkan sumber air yang tersedia.
Pada lahan tersebut telah mulai ditanami beberapa tanaman sayuran antara lain brokoli, sawi, cabe, kacang tanah, kacang hijau dan tanaman lainnya.
Dirjen Eko berharap agar warga Desa Wetana dan sekitarnya memanfaatkan lokasi Demofarm tersebut untuk belajar cara bertani yang baik termasuk pemanfaatan pupuk organik, hingga kebun percontohan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Bahkan, jika memungkinkan, ke empat desa dapat mereplikasi kegiatan ini dengan menggunakan dana desa kedepannya. (Syd)
Laporan : Suryadi
Tags: Waikububak
-
Digitalisasi Desa Menjadi Kebutuhan, Gus Halim : Duta Desa Digital Punya Peran Strategis
-
Kemendagri: ASN Punya Peran Penting dalam Penyerapan Anggaran Daerah
-
Cegah Lonjakan Kasus Positif Covid-19, Petugas Gabungan Gelar Operasi Yustisi dan Penegakan Protkes
-
HUT Brimob ke – 78 Wakapolda Jatim Dinobatkan, Sebagai Warga Kehormatan
-
Peringati Hari Dokter Nasional, Satgas Pamtas Yonarmed 19/105 Trk Bogani Bantu pelayanan Pengobatan dan Sunatan Gratis
-
Wapres Doakan Kelancaran serta Kesuksesan Lawatan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia
-
Primer Koperasi Kartika Oro Doro Enakoa Kodim 1710/Mimika Gelar Rapat Akhir Tahunan Tutup Buku 2024
-
Bahas Hubungan FIR dan Keamanan Maritim, Kabakamla RI Beri Kuliah Umum di UNPAD
-
Velline Chu rilis “Tasbih Cinta” di bulan suci Ramadhan
-
Vaksinasi di Pesisir Pantai Rowosari Siapkan 7.000 Vaksin Pfizer