REAKSIMEDIA.COM | Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyebut penanganan pandemi Covid-19 di desa lebih sederhana dan lebih efektif. Apalagi jika penanganan tersebut dilakukan secara masif di 74.961 desa.
“Di Desa lebih efektif, penerapan protokol kesehatan mudah diawasi, budaya gotong-royong juga semakin memudahkan penanggulangan Covid di desa”. Begitu jelas Abdul Halim Iskandar usai menjadi narasumber dalam diskusi online Ngobrol Tempo dengan tema “INDONESIA OUTLOOK 2022: Penanganan Kesehatan, Pemulihan Ekonomi, dan Reformasi Pendidikan” pada Rabu (8/12/2021).
Menurut pria yang akrab disapa Gus Halim ini, membangun adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat desa dengan basis data mikro itu lebih sederhana. “Sederhana banget. Asal memang dilakukan secara masif di 74.961 desa di seluruh Indonesia. Dalam penanganan level desa dengan berbasis data mikro, masalah-masalah itu bukan hanya dibicarakan, tapi masalah itu dilihat, bahkan bisa dipeluk,” ujar mantan Ketua DPRD Jawa Timur itu.
Lebih lanjut Gus Halim menjelaskan, ketika berbicara Covid-19 di desa, masalahnya jelas. Karena itu, pada awal Covid-19 muncul, kementeriannya mengeluarkan berbagai kebijakan seperti membentuk relawan desa lawan Covid-19. “Kami selalu menggunakan diksi relawan, kenapa? Karena levelnya desa, jangan sampai misalnya ada yang mengkritik desa ketika sudah masuk dana desa, urusan gotong-royong menjadi menurun, tidak lagi menjadi bagian penting kehidupan warga masyarakat desa,” ungkapnya.
“Nah, kami jawab dengan berbagai bukti bahwa gotong-royong di desa masih berjalan baik, meskipun ada dana desa. Maka diksi yang kami pakai di desa selalu menggunakan istilah relawan,” sambungnya.
Pada saat menghadapi Covid-19 pada awal 2020, tambahnya, Kemendes PDTT langsung menginstruksikan atau mengeluarkan surat edaran pembentukan relawan desa lawan Covid-19 yang diketuai langsung oleh kepala desa dan wakilnya adalah ketua badan permusyawaratan desa (BPD). “Kenapa ketuanya kepala desa? Supaya kebijakannya lebih menukik dan pelaksanaan kebijakan bisa dilakukan dengan sangat masif. Kenapa wakilnya BPD? Supaya ketika ada kebijakan yang memang harus dibahas dalam musyawarah desa, ini ketemu. Tidak usah terlalu panjang birokrasinya,” ujar Gus Halim.
Per 7 Desember 2021 setidaknya ada 46.905 desa yang menyediakan tempat cuci tangan di ruang publik dan 45.081 desa menyediakan masker bagi warganya. Kini juga tercatat 46.031 desa telah melakukan sosialisasi hidup sehat bersama Covid-19. Pemerintah desa juga melakukan pengarahan langsung tentang pandemi Covid-19, dan menyediakan ruang isolasi yang berisikan 86.839 tempat tidur, serta menyediakan spanduk protokol kesehatan untuk adaptasi kebiasaan baru.
Adapun jumlah relawan desa lawan Covid-19 pada 2021 sebanyak 1.628.787 yang tugasnya melakukan edukasi seputar protokol kesehatan. “Sekarang ini, meskipun tidak mudah untuk memberikan pemahaman kepada warga desa untuk terus pakai masker, selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, tetapi kebiasaan-kebiasaan itu mulai ada, mulai tumbuh. Artinya, membangun adaptasi kebiasaan baru berbasis desa lebih efektif,” tutur Gus Halim.
Laporan : Suryadi
Sumber : Rifqi/Kemendes PDTT
Tags: jakarta
-
Alami Bullying Kekerasan dan Pelencehan Seksual RE Siswa SMA BINUS SCHOOL Simprug Tuntut Keadilan
-
Jum’at Curhat Polsek Pondok Suguh Tampung Aspirasi Warga Desa Air Hitam
-
Jaga Kelangsungan Hidup Penyu, Wapres Lepas Tukik ke Laut
-
Sadana Meminta Polda Lampung Agar Usut Yang Membekingi Tambang Emas ilegal yang Berada di Lahan PTPN VII AFD Bapu
-
Sinergikan Program Binter, Korem 071/Wijayakusuma Gelar Sisrendal Binter
-
Kisruh Kebun Masyarakat Desa, Pemdes Pasar Bantal Tempuh Jalur Hukum
-
Bertolak ke Arab Saudi, Wapres Penuhi Undangan Raja dan Tunaikan Ibadah Haji
-
Kemendagri Minta Pemda Anggarkan Pembiayaan Energi Terbarukan dalam RAPBD 2023
-
Polres Muaro Jambi Menggelar Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua
-
Ukir Prestasi, Kapolres Mukomuko Apresiasi Kinerja Satres Narkoba