REAKSIMEDIA.COM | Banyuwangi, Jawa timur – Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang telah diakui dunia. Hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa memiliki motif batik tersendiri, termasuk wilayah Banyuwangi. Batik telah hadir di Banyuwangi sejak zaman kerajaan. Kendati dibawa oleh Kerajaan Mataram, motif batik Banyuwangi sama sekali tidak terpengaruh oleh corak mataraman.
Batik yang semula dikenakan oleh kalangan elit, perlahan juga dikenakan oleh masyarakat luas dan mulai diproduksi secara masal. Perkembangan batik di Banyuwangi menemui masa puncaknya di tahun 1960an yang ditandai dengan banyaknya pengerajin batik, serta makin beragamnya motif batik.
Sampai saat ini, setidaknya terdapat 22 motif batik Banyuwangi yang tersimpan di Museum Budaya Banyuwangi, Minggu (26/11/2023).
Salah satu motif yang berkembang di Banyuwangi saat ini adalah “Sembruk Cacing”. Secara harfiah, Sembruk Cacing berarti rumah cacing. Dalam siklus kehidupan, cacing merupakan hewan pengurai yang membawa kesuburan pada tanah. Dengan demikian, motif Sembruk Cacing membawa makna kesuburan.
Secara umum, motif tersebut dapat diartikan bahwa Banyuwangi merupakan wilayah dengan tanah yang subur atau gemah ripah loh jinawi.
Bentuk motif Sembruk Cacing berupa pola meliuk-liuk dan saling tumpang tindih. Hal itu melambangkan bahwa masyarakat Banyuwangi memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Polanya yang memanjang juga dapat dimaknai sebagai jalinan silaturahmi dan kerukunan masyarakat yang tidak terputus.
Sembruk Cacing sendiri adalah motif yang terbilang kuno. Kendati demikian, jika dibandingkan motif lain, Sembruk Cacing belum cukup dikenal oleh masyarakat luas.
Menurut Firman Syauqi, ketua Asosiasi Batik Sekar Jagad Blambangan, Sembruk Cacing merupakan jenis batik dengan latar motif penuh. Hal itu menyebabkan proses pengerjaannya memerlukan ketelitian dan keterampilan yang sangat tinggi.
Penamaan motif Sembruk Cacing terbilang unik karena menggunakan istilah lokal. Motif batik Banyuwangi pada umumnya memang menggunakan istilah dalam bahasa Osing.
Motif-motif tersebut antara lain: Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Paras Gempal, Kopi Pecah, Sekar Jagad, Alas Kobong, Gedekan, Ukel, Moto Pitik, Sembruk Cacing, Blarak Semplah, Gringsing, Semanggian, Garuda, Cendrawasih, Latar Putih, Sisik Papak, Maspun, Galaran, Dilem Semplah, serta Joloan dan Kawung. Pada kenyataaannya, masih banyak motif lain yang diberi nama.
Cantiknya motif Sembruk Cacing diangkat menjadi tema Banyuwangi Batik Festival 2023.
Laporan : Brenson
Tags: Banyuwangi
-
Tanggul Jebol Sebabkan Satu Desa di Konawe Terendam Banjir
-
Apresiasi Mahasiswa, Polri Pastikan Demo 11 April Berjalan Kondusif dan Jaga Momentum Ramadan
-
Jokowi Sebut Thanos, Erick Jelaskan Celestial
-
Mendagri Minta Pemerintah Daerah Dukung RUU Kesehatan
-
Pasca Kebakaran di Ruas Jalan Pantura, Polres Kendal Laksanakan Penertiban Pedagang Pasar Weleri
-
Data Berbasis SDGS Desa Pastikan Desa Miliki Arah Untuk Bergerak Lebih Maju
-
Bupati Tapanuli Selatan Bersama Pimpinan OPD Tinjau Kesiapan Desa Gunung Baringin Yang Akan Ikuti Lomba Desa Binaan Tingkat Provsu
-
Kapolda Jateng Jamin Keamanan Culture Minister Meeting G20 di Mgelang
-
Polres Banjarnegara Sosialisasi Operasi Zebra Candi 2022 pada Masyarakat
-
Buka HIPMI Sharia Conference 2022, Wapres Minta Pengusaha Muda Ubah Tantangan Jadi Peluang Baru