REAKSIMEDIA.COM | Jakarta – Hari ini ada demo di gedung PARFI. Pendemo mempersoalkan transparansi dan penghargaan terhadap anggota PARFI.
Organisasi PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) di Indonesia terus saja menghadapi berbagai tantangan, terutama menjelang Kongres yang rencananya dijadwalkan berlangsung pada 15 Desember mendatang. Namun, banyak anggota merasa kecewa dengan kurangnya persiapan yang transparan dan komunikasi yang jelas terkait acara tersebut.
Hal itu ditegaskan oleh Ki Kusumo, saat bersama puluhan anggota PARFI lainnya melakukan unjuk rasa di PPHUI (20/11). Ditambahkannya, salah satu kritik yang mencuat adalah perencanaan kegiatan yang terkesan mendadak.
Situasi ini dinilai mirip dengan fenomena “galian kabel akhir tahun” yang sering terjadi, di mana aktivitas mendadak dilakukan tanpa persiapan matang. Hal ini membuat anggota mempertanyakan arah organisasi, mengingat organisasi kearsipan memiliki reputasi sebagai lembaga yang bergengsi dan memiliki tanggung jawab besar.
Permasalahan Internal dan Harapan Perubahan Ki Kusumo juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem organisasi yang dianggap kurang memperhatikan kesejahteraan anggota. Masalah seperti keterlambatan pembayaran honor, minimnya penghargaan bagi anggota senior, hingga ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan menjadi sorotan utama.
“Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Organisasi ini harusnya bisa lebih menghargai kontribusi anggotanya, terutama mereka yang telah lama berjuang, bahkan hingga akhir hayat mereka,” ujarnya.
Selain itu, persoalan kriteria keanggotaan juga menjadi perhatian. Beberapa anggota merasa ada ketidaksesuaian antara latar belakang anggota baru dengan bidang perfilman atau kearsipan. Hal ini memunculkan kebingungan di kalangan anggota tentang standar organisasi.
” Kalau tidak transparan dan serba dopaksakan kami akan membuat kongres tandingan, ” ancam Ki Kusumo yang diamini anggota lain.
Kebutuhan Akan Reformasi Organisasi
Meskipun banyak keluhan, harapan untuk perubahan tetap ada. Anggota berharap kongres yang akan datang dapat menjadi momentum untuk mereformasi sistem organisasi, meningkatkan transparansi, dan memastikan kesejahteraan anggota.
Dalam konteks organisasi yang bergerak di bidang kearsipan, keberhasilan tidak hanya diukur dari program yang dilaksanakan, tetapi juga dari bagaimana organisasi tersebut mampu memperkuat solidaritas dan memberikan penghargaan kepada anggotanya.
“Kami ingin organisasi ini menjadi lebih baik. Kongres ini harus menjadi langkah awal untuk membangun kembali kepercayaan dan profesionalisme,” pungkas Asfar Paturusi, salah satu anggota PARFI senior.
Dengan tantangan yang ada, lanjut Asfar. diperlukan langkah nyata untuk meningkatkan transparansi, perencanaan yang matang, dan pengakuan terhadap kontribusi anggota. Reformasi dalam organisasi keartisan bukan hanya kebutuhan, tetapi juga keharusan untuk menjaga kredibilitas dan keberlanjutan organisasi di masa depan.
Laporan & by Foto : Ria Satria
Tags: jakarta
-
Sebelum digunakan ibadah Unit Jibom Polda Sulteng Sterilisasi Gereja di Kota Palu
-
Polres Lumajang Siapkan Skema Lalu Lintas Jelang Nataru, Atensi Jalur Perlintasan KA
-
Kecelakaan Tambang Batu Bara di Sawahlunto Sebabkan 10 Warga Meninggal Dunia
-
Deolipa Project : Kembali Merilis Single Terbaru “Sayang & Datang Dalam Kenangan (Pilia)”
-
Peringati Maulid, Wakapolres Gowa Kunjungi Tokoh Agama dan Masyarakat, ini Tujuannya
-
Perihal Omicron, Gus Halim: Tetap Tenang, Terus Terapkan Protokol Kesehatan dan Vaksinasi
-
Menparekraf Dorong Pengembangan Potensi Ekraf Lebak Banten Lewat Program KaTa Kreatif
-
Diperlukan RUU Untuk Antisipasi Dampak Sosial Pemindahan Ibu Kota Negara
-
Meski Anggaran Minim, Ketua DPD RI Minta Senator Konsisten Perjuangkan Aspirasi Rakyat
-
Bhabinkamtibmas Wilayah Hukum Polsek Csr (Cisarua) Polres Bogor Monitoring Wilayah dan cek pos kamling sampaikan pesan kamtibmas dan Ajak Cegah TPPO