REAKSIMEDIA.COM | Mukomuko – Bupati Mukomuko, H. Sapuan terus komitmen meningkatkan layanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko.
Sebelumnya, Bupati Sapuan telah menjawab persoalan kekurangan persediaan obat pada RSUD Mukomuko, dan kondisi terkini tiada lagi istilah pasien BPJS mengeluarkan biaya sendiri dengan membeli obat ke apotek luar.
Terbaru, untuk peningkatan pelayanan kesehatan, Bupati Sapuan telah memerintahkan kepada pihak manajemen RSUD Mukomuko untuk membuka layanan poliklinik khusus hipertensi dan ginjal.
Direktur RSUD Mukomuko, Dr. Syafriadi, SKM., M. Kes menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bupati Mukomuko, H. Sapuan terkait rencana pembukaan layanan poliklinik khusus hipertensi dan ginjal.
Dikatakan Syafriadi, atas respons bupati, sesuai rencananya, poliklinik khusus hipertensi dan ginjal ini akan dibuka pada bulan September 2024 ini.
“Kami akan buka poliklinik khusus hipertensi dan ginjal dalam bulan September ini, selanjutnya poliklinik ini khusus menangani pasien gagal ginjal dan hipertensi,” kata Direktur RSUD Mukomuko Syafriadi.
Ia mengatakan, saat ini RSUD Mukomuko sudah memiliki dokter konsultan untuk menangani pasien penyakit gagal ginjal dan hipertensi di rumah sakit ini, dan bulan ini dokter itu sudah masuk kerja.
Sebelumnya, katanya, rumah sakit ini cuma punya poliklinik penyakit dalam, kalau sekarang mengarah ke penyakit gagal ginjal dan hipertensi karena sudah ada dokter spesialis penyakit tersebut.
“Kalau dulu kita cuma punya dokter spesialis penyakit dalam, sekarang rumah sakit ini sudah punya sub spesialis yang menangani penyakit gagal ginjal dan hipertensi,” ujarnya lagi.
Ia mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan kebutuhan sarana dan prasarana seperti obat-obatan sekalian izin praktik dokter spesialis penyakit gagal ginjal dan hipertensi.
RSUD, lanjutnya, secara bertahap mulai meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah sakit ini dengan cara salah satunya menyediakan obat untuk pasien.
“Kita berharap dengan tersedianya obat-obatan semakin banyak masyarakat yang berobat di rumah sakit daerah ini,” ujarnya.
Ia menyebutkan saat ini dari sebanyak 100 lebih tempat tidur di rumah sakit ini, yang terisi hanya sekitar 30 persen.
Kemudian, rumah sakit ini juga mulai mengoperasikan Laboratorium Patologi Anatomi untuk pemeriksaan semua spesimen yang diambil dari pasien hidup untuk diagnosis kesehatan guna pengobatannya.
Di samping mengejar target pembangunan infrastruktur. Era kepemimpinan Sapuan – Wasri cukup memperhitungkan peningkatan layanan sektor kesehatan, terutama pada Rumah Sakit Umum Derah (RSUD) Mukomuko.
Seperti diketahui, layanan kesehatan di RSUD Mukomuko sempat melemah, bahkan nyaris terpuruk akibat besarnya warisan hutang periode pemerintahan masa lalu yang harus diselesaikan.
Demi perbaikan layanan, Pemkab Mukomuko di bawah kepemimpinan Sapuan – Wasri tidak tinggal diam. Berupaya menyelesaikan perkara hutang warisan yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah tersebut, dibayar dengan cara mencicil.
Tentunya ini menjadi apresiasi atas kesungguhan pemerintah daerah dalam menyelesaikan persoalan hutang di RSUD Mukomuko.
Dikatakan Syafriadi, hutang warisan masa lalu sedikit menggerus sistem layanan kesehatan pada RSUD Mukomuko. Menyikapi persoalan ini, pihaknya harus membayar tunggakan hutang warisan tersebut.
‘’Meski dengan cara mencicil, hutang yang ditinggalkan periode lalu mulai berkurang. Alhamdulillah, dengan tekat membayar hutang itu, layanan di RSUD Mukomuko kembali membaik,’’ kata Syafriadi.
Di tahun 2023 lalu, kata Syafriadi, pihaknya telah mencicil hutang warisan sebesar lebih kurang Rp1,4 miliar. Di tahun 2024 ini, kata Syafriadi, pihaknya kembali berupaya mencicil hutang tersebut.
‘’Tahun 2023, angsuran hutang yang kami bayar sekitar Rp1,4 miliar. Untuk tahun ini angka pastinya belum kami rekap, dan tetap kami bayar dengan cara cicil. Istilah kata, kami saat ini jadi tukang tambal hutang,’’ kata Syafriadi.
Akibat dari besarnya hutang yang harus dibayar, kata Syafriadi, diakui sebelumnya RSUD sering mengalami kekurangan persediaan obat. Tidak hanya itu, honorarium para medis dan pegawai RSUD juga kerap terlambat.
‘’Dampak hutang ini banyak, termasuk belanja honorarium pegawai dan stok obat,’’ ujarnya.
Syafriadi juga menyampaikan, untuk saat ini dapat dipastikan RSUD Mukomuko meniadakan hutang baru.
‘’Alhamdulillah, kami saat ini tidak menimbulkan hutang baru, dan layanan sudah mulai membaik,’’ ujarnya.
Di sisi lain, kata Syafriadi, di era pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Mukomuko Sapuan – Wasri juga berhasil memperbaiki sistem layanan kesehatan bagi pasien BPJS.
‘’Sekarang tiada lagi istilah pasien BPJS harus beli obat ke apotek luar. Sekarang kami jamin semua pasien BPJS bebas biaya apa pun,’’ tegasnya.
Laporan : Rahmadsyah Sipahutar
Tags: Mukomuko
-
84 Prajurit TNI Ikuti Pratugas Satuan BKO Kodim Persiapan di Wilayah Indonesia Timur
-
Serius Selesaikan Sengketa dan Konflik Pertanahan, Kementerian ATR/BPN Gelar Mediasi dengan Serikat Petani Indonesia
-
Diskusi Lintas Ormas, Mari Angkatkan Budaya Karo Dan Jauhi Narkoba
-
Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu, Babinsa Mapurujaya Kembali Aktifkan Komsos Bersama Warga Binaan
-
Kementerian PUPR Mulai Rehabilitasi dan Rekonstruksi Fasos dan Fasum Pasca Gempa Cianjur
-
Panglima TNI Hadiri Halal bi Halal di Istana Negara
-
Personil TNI AD Dari Yon Arhanud 11/WBY Bersama Warga Gotong Royong Pembangunan Gereja Zebaut Didesa Waesamu
-
Pelantikan Pejabat, dari Dirjen Pendidikan Vokasi hingga Perubahan di Ditjen PAUD Dikdasmen
-
Panglima TNI: Himbau Pentingnya Keselamatan Dalam Penyeberangan Mudik Lebaran, ABK Wajib Sosialisasi di Kapal
-
Bupati Tanggamus Dalam Kegiatan Senam Rutin Keliling Bersama Masyarakat (SERULING EMAS)