REAKSIMEDIA.COM | Palu – Berita-berita tentang penyalahgunaan media sosial, ujaran kebencian dan kejahatan siber semakin marak terjadi.
Dari hasil riset Microsoft menempatkan netizen Indonesia tidak sopan se-Asia Tenggara. Rata-rata pengguna dewasa menjadi peringkat atas netizen tidak beretika 68%, persentasenya 47% hoaks, 27% ujaran kebencian, dan 13% diskriminasi. Melihat data itu, maka dijuluki orang Indonesia kurang sopan berbicara di dunia digital. Kemudian mayoritas pengguna internet rentan akan kejahatan siber dan penyalahgunaan media sosial karena rendahnya literasi digital. Padahal, dengan karaktersitiknya yang tak terbatas merupakan surga bagi pengembangan ekonomi, sosial, budaya hingga pendidikan.
Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol Joko Sulistio, SIK. MH. sendiri dalam setiap kesempatan juga menekankan pentingnya menjaga diri dan keluarga dari efek buruk media sosial. Ia menyoroti maraknya komplain masyarakat atas perilaku negatif personil aparat penegak hukum yang terekspos di media sosial. Sehingga ia mengajak jajarannya untuk mencermati situasi tersebut, tidak anti kritik namun memanfaatkan keluhan sebagai media untuk mengintropeksi diri, bekerjasama dalam memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kedisiplinan dan profesionalisme sebagai role model dalam kehidupan bermasyarakat tidak terkecuali dalam pergaulan di dunia maya.
Menanggapi hal tersebut, Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) Satbrimob Polda Sulteng menggelar kegiatan sosialisasi Literasi Digital kepada personil gabungan Staf dan Detasemen Gegana, Kamis (25/11/2021).
Dalam kegiatan yang digelar secara sederhana seusai apel gabungan di Mako Satbrimob Polda Sulteng tersebut fungsi PID yang diwakili Bripka Azli Haditia, S.S. memberikan pemaparan tentang pentingnya pemahaman mengenai budaya, keamanan, kecakapan dan etika dalam bermedia sosial.
“Setiap pengguna medsos harus memahami dan memegang teguh prinsip dasar yakni selalu memperhatikan jejak digital. Internet is forever, posting is forever, Your digital footprint lasts forever. Apa yang sudah kita posting di media digital sudah menjadi rahasia publik, postingan itu akan online secara permanen, karena diarsipkan, atau disimpan secara permanen, atau bisa jadi di screenshot, disimpan, dikomentari atau diteruskan oleh orang lain sehingga pada akhirnya membentuk persepsi orang lain mengenai diri kita” Ungkap Bripka Azli
Selanjutnya, ia meminta kepada peserta agar teliti memilah informasi yang dibagikan diranah publik. Karena informasi yang dibagikan di jejaring sosial dan media digital publik lainnya dapat dianalisis dan digunakan oleh orang lain untuk melakukan kejahatan siber.
“Oleh karena itu hindari memposting alamat rumah atau sekolah, nomor telepon, Geolokasi terkini, foto dan video pribadi atau orang lain terutama tanpa izin pemilik foto, foto-foto barang mewah, Informasi tentang kehidupan pribadi (kartu identitas, atm, tanggal ulang tahun, nama orangtua) serta pernyataan atau komentar kritis tentang topik sensitif (terutama tentang SARA, bodyshaming dan cyberbullying)” Terangnya
Penekanan utama dari Bripka Azli adalah kehati-hatian dalam menggunggah foto dan video pribadi, karena disampaikannya sangat rentan dimanfaatkan pelaku kejahatan siber untuk melakukan penipuan dan pemerasan. Dimana penipuan dapat dilakukan melalui akun palsu menggunakan foto korban, sehingga video-video palsu olahan software deepfake untuk memeras korban.
Oleh lulusan Sastra Inggris Universitas Terbuka ini, para personil Brimob diminta untuk memperketat pengamanan akun melalui pemutakhiran pengamanan username dan password pada akun digital masing-masing.
Disampaikannya bahwa sebagian besar pintu masuk pelaku kejahatan siber untuk melakukan pencurian data dan untuk membuka akses data pribadi adalah menggunakan nama pengguna dan password.
“Jangan juga buat password sederhana karena khawatir lupa sehingga gampang ditebak orang lain. Jangan juga buat password yang sama dengan nama pribadi atau keluarga, tanggal lahir dan hal personal lainnya” Tekannya sebelum membimbing personil Brimob lain mengamankan akun melalui ponsel masing-masing.
Adapun tips pengamanan password yang baik dan benar dari PID Brimob Sulteng adalah sebagai berikut:
– Gunakan gabungan angka, huruf kecil, dan huruf besar.
– Panjang password harus lebih dari 8 karakter
– Jangan gunakan nama pribadi, keluarga atau nama pacar, tanggal lahir, maupun artis kesayangan sebagai password.
– Hindari kata-kata umum, baiknya password merupakan kata tanpa makna
– Gunakan password yang berbeda di setiap akun
– Jangan menulis, mengetik atau menyimpan password di ponsel, kertas, ataupun dokumen file
– Hindari menggunakan komputer umum untuk membuka akun pribadi, jika terpaksa hindari menyimpan password di komputer tersebut
Terakhir, para personil Brimob tersebut diminta menyampaikan pengetahuan literasi digital tersebut kepada teman dekat dan keluarga sebagai bentuk kampanye keamanan digital dan upaya saling melindungi dari pengaruh negatif media sosial.
Laporan : Suryadi
Sumber : Humas Polda Sulteng
Tags: palu
-
Kemendagri Ajak Pemerintah Daerah Pahami Regulasi Penataan Kewenangan Desa
-
Jadi Inspektur Upacara HUT ke-77 Kemerdekaan RI di Pulau Rote, Mendagri: Saya Merasa Bangga
-
Cuti Bersama Bupati Tapanuli Selatan Salurkan Bantuan Ke SDH
-
Primer Koperasi Kartika Oro Doro Enakoa Kodim 1710/Mimika Gelar Rapat Akhir Tahunan Tutup Buku 2022
-
Jalin Keakraban Dengan Warga di Wilayah, Babinsa Gandusari Gelar Kegiatan Komsos
-
Prof Zudan Minta Jajaran BNPP Lakukan Branding Pengelolaan Perbatasan
-
Lukisan Jokowi Karya Fauzan Musaad Meriahkan HIPMI 50 Tahun Emas
-
Kemendagri Dorong Percepatan Belanja bagi Daerah dengan Realisasi APBD Rendah Tahun 2022
-
Dukung Serbuan Vaksinasi Booster, Babinsa Koramil Gandusari Dampingi Warga Binaannya
-
Jumlah Pasien Dirawat Tetap Stabil, 3T dan Vaksinasi Terus Didorong